BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Medan merupakan pusat pemerintahan
Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli
Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur. Sebagian besar wilayah Kota
Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai
penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
Kota
Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98 35'-98
44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera Utara
dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat
2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2
secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan dengan jumlah
penduduk 1.899.327 jiwa.
Perekonomian
Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran
(35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Dari
besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan
yang paling mungkin berkembang di Kota Medan adalah sektor perdagangan dan
industri. Seperti diketahui, dengan status Medan sebagai salah satu kota
terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih
menitikberatkan pada kedua sektor tersebut, apalagi dengan didukung oleh sarana
dan prasarana yang ada.
Berbagai Macam Potensi Pendukung Bidang Usaha Potensial di Kota Medan
adalah :
1.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sebagai
daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan
sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis. Kota ini
menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan jasa, baik
perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi Kota Medan, kegiatan perdagangan
bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian
kota.
2.
Pelabuhan Laut Belawan
Pelabuhan
laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah.
Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan yang
berjarak 26 km dari pusat kota. Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi
perekonomian Kota Medan, namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan
ekspor dan impor Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat
dilihat dari aktivitas bongkar muat barang setiap harinya. Sampai saat ini
Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang dan barang
termasuk terminal peti kemas. Kecenderungan berkembangnya jasa transportasi
lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih memadai.
Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan
fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai
dengan arahan perkembangan Kota Medan pada masa mendatang perlu dilakukan
investasi pada bidang usaha peti kemas dan pergudangan tersebut.
3.
Bandara Polonia
Bandara
Polonia yang terletak di ibukota Provinsi Sumatera Utara yang satu-satunya
merupakan Bandara Internasional di Pulau Sumatera yang dilengkapi dengan
fasilitas operasional yang cukup baik sehingga pesawat berbadan lebar seperti
Boeing 747 dapat mendarat. Bandara Polonia selain menunjang transportasi
Internasional juga mempunyai peran yang sangat tinggi melayani transportasi
nasional dan regional sehingga keberadaan Bandara Polonia dapat menunjang
kegiatan perekonomian di wilayah Bagian Barat Indonesia maupun ke luar negeri
khususnya dalam rangka menunjang kerjasama ekonomi sub Regional IMT-GT.
4.
Hasil Industri Kecil
Terdapat
sepuluh produk yang dijadikan andalan Kota Medan bila dilihat dari segi
pasarnya. Komoditi unggulan ini termasuk produk konsumsi sederhana, inisialnya
perabot rumah tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang hasil
konveksi. Adapun komoditi unggulan dar iindustri kecil makanan inisialnya kopi
olahan, sirup markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu produk makanan
ini, bika ambon telah menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi yang
berkunjung ke Kota Medan.
5.
Pengembangan Kawasan Industri
Kota
Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti kota besar pada
umumnya, Medan memiliki kawasan industri. Untuk mengantisipasi perkembangan
industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih besar, pemerintah kota
menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak di Kecamatan Medan
Labuhan dengan lahan yang disediakan 650 Ha, dan masih bisa dikembangkan
menjadi 1000 Ha. Untuk kegiatan industri kecilpun tersedia Perkampungan
Industri Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan Denai. Ada satu kawasan
industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat Pelabuhan Belawan.
KIM memiliki luas lahan 514 Ha dan disediakan fasilitas listrik 120 MW. Saat
ini terdapat 86 perusahaan swasta nasional yang menempati lokasi tersebut
berdampingan dengan 17 perusahaan asing. Dan Kota Medan dinilai sebagai kota
yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.
6.
Pariwisata
Di
luar potensi bisnisnya, Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata.
Selain untuk mengunjungi lokasi seperti Danau Toba atau Berastagi yang sejuk,
Kota Medan sendiri sarat dengan objek wisata. Tujuan wisata di Kota Medan
diantarnya adalah Taman Buaya di kawasan Sunggal, berisikan 3000 ekor buaya
aneka jenis. Namun wisata yang paling menarik di Kota Medan adalah bangunan
tuanya yang dibangun dari pertengahan abad XX di Medan. Dan sebagian besar
bangunan tua itu masih ada sampai kini, indah dan memberi gambaran utuh pada
Kota Medan masa lalu.
Permasalahan
Kota Medan merupakan salah satu kota
yang memiliki tempat-tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Tempat-tempat
bersejarah, bangunan-bangunan tua, museum, tempat ibadah, wisata jajanan, danau
buatan dan sebagainya dapat dinikmati oleh setiap pengunjung yang datang. Namun,
potensi wisata tersebut belum memiliki dampak yang begitu besar bagi pendapatan
asli daerah. Hal ini terjadi dikarenakan oleh banyaknya tempat pariwisata yang
belum dikelola dengan baik dan terorganisir oleh pemerintah kota.
Tujuan
Tujan penulisan paper yang
mengangkat permasalahan potensi pariwisata di kota Medan adalah:
1. Bagi Pemerintah Kota Medan merupakan sebagai bahan
informasi dan pertimbangan untuk perencanaan pengembangan pariwisata di Kota
Medan.
2. Bagi pembaca merupakan penambahan informasi mengenai
potensi pariwisata di kota Medan yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang terkait
dengan pembangunan dan perencanaan ekonomi daerah.
BAB II
POTENSI
Pariwisata adalah suatu aset daerah
pada khususnya dan bagi negara pada umumnya memiliki sumber pnghasilan yang
sangat besar dibanding dengan sektor sektor lainnya. Namun, kita tidak pernah
tahu sejauh mana kepedulian kita terhadap dunia pariwisata Sumatera Utara
khususnya. Sumatera utara pada dasarnya banyak menyimpan potensi dan juga
kesempatan untuk bisa bersaing dengan
daerah lainnya yang ada diseluruh Indonesia. Namun, kita melihat masih banyak
tempat pariwisata yang belum dikelola dengan baik dan terorganisir oleh
pemerintah daerahnya sendiri. Devisa yang dapat dihasilkan dari sektor pariwisata itu sendiri jauh lebih
besar dibanding dengan yang lainnya jika benar benar dikelola dengan baik.
Sumatera utara sendiri memiliki banyak tempat objek wisata yang bisa dinikmati
oleh wisman dan juga para wisatawan manca negara. Kota Medan banyak menyimpan
tempat tempat bersejarah merupakan aset dari para nenek moyang daerah sumatera
utara yang dapat dijadikan aset pendapatan asli daerah sumatera utara. Kita
juga dapat menyaksikan megahnya Istana Mimun dengan singgahsananya dan juga
Mesjid Raya Medan yang agung akan kubah dan ceritanya yang meriwayatkan cerita
para pemuka pemuka terkenal asal daerah sumatera utara. Hal itu semua dapat
memberikan nilai masuk bagi dunia pariwisata
sumut. Devisa yang dihasilkan oleh dunia pariwisata sumatera utara
sebenarnya lebih besar bila benar benar di kelola oleh tangan tangan ahli
dibidangnya. namun, para petinggi sumatera utara sendiri kurang memperhatikan
akan keberadaan tersebut sehingga agak mengurangi pendapatan daerah Sumatera
Utara.
Berikut beberapa tempat pariwisata di Medan :
1.
Istana
Maimun
|
|
2. Guru Patimpus
3. Tjong A Fie
4. Kantor Pos Medan
5. Mesjid Raya |
6.
Gereja Lama
|
|
7. Vihara Gunung Timur
|
8. Klenteng Hindu Shri Marimman
10.
Museum Bukit Barisan
11.
Tugu Jendral Ahmad Yani
12.
Museum Sumatera Utara
|
13. Taman buaya
|
14. Kebun Binatang
15.
Danau Siombak
|
16. Merdeka Walk
|
17. Taman Sri Deli
|
18. Graha Bunda Maria Annai Velangkanni
BAB III
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Provinsi Sumatera Utara yang
terletak di kawasan Utara Bumi Nusantara ini merupakan salah satu pintu gerbang
masuknya wisatawan mencanegara ke Indonesia, termasuk salah satu daerah tujuan
wisata Nasional kita. Dalam pengembangan pariwisata daerah, pandangan
pariwisata dilakukan sejalan dengan program pengembangan dari berbagai macam
industri pariwisata, sehingga tidak hanya industri dalam skala kecil dan
menengah saja tetapi juga industri pariwisata dalam skala besar akan dapat
memperoleh manfaat.
Keadaan
alam dengan flora dan faunanya yang indah didukung oleh banyaknya peninggalan
sejarah dan budaya serta aneka budaya yang ada merupakan modal yang cukup untuk
dijadikan objek dan daya tarik wisata dalam menunjang pengembangan industri
pariwisata di Indonesia, khususnya Sumatera Utara.
Kota
Medan memiliki Bandar udara Polonia dan Pelabuhan laut Belawan yang merupakan
pintu utama masuknya wisatawan mancanegara yang datang melalui laut maupun
udara untuk mengunjungi tempat-tempat tujuan wisata yang ada di berbagai
wilayah Sumatera Utara. Objek dan daya tarik yang ada di Medan sangat banyak
sekali, seperti Istana Maimun, Penakaran Buaya Asam Kumbang, Mesjid Raya,
Museum Rahmat Syah yang bertempat di kota Medan. Objek wisata di kota Medan
mendapat respon yang sangat sedikit, terutama pada masyarakat lokal.
Jika
dilihat dari teori basis-nonbasis maka sektor pariwisata di kota Medan termasuk
dalam teori non basis. Kegiatan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya
tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor
ini bersifat endogenous (tidak bebas tumbuh). Pertumbuhannya tergantung kepada
kondisi perekonomian wilayah secara keseluruhan.
Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah, salah satu teknik yang lazim
digunakan adalah kuosien lokasi (Location Quotient, LQ). Location Quotient
digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor-sektor
basis atau unggulan (leading sektors). Dalam teknik LQ berbagai peubah (faktor)
dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan wilayah, misalnya kesempatan
kerja (tenaga kerja) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu wilayah. LQ>1
artinya peranan sektor tersebut di daerah itu lebih menonjol daripada peranan
sektor itu secara nasional. Sedangkan LQ<1 artinya peranan sektor itu di
daerah tersebut lebih kecil daripada peranan sektor tersebut secara nasional. Untuk
membuat perencanaan pengembangan wilayah kota Medan dari sektor pariwisata,
maka perlu diperhatikan teori lokasi dan teori basis ekonomi.
BAB IV
KENDALA DAN TANTANGAN
Kendala
Kendala-kendala yang dihadapi dalam
mengembangkan pariwisata di kota Medan adalah lemahnya promosi dan belum
memadainya ragam, mutu objek dan daya tarik wisata, infrastruktur dan SDM yang
belum memadai serta sarana dan prasarana pendukung yang ada. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah
kota terhadap potensi yang dapat dikembangkan dari tempat-tempat wisata
tersebut. Pemerintah hanya memaksimalkan perhatian pada sektor industri
sehingga akhirnya sektor pariwisata yang juga memiliki nilai lebih menjadi
tertinggal jauh.
Tantangan
Yang menjadi tantangan dalam
pengembangan potensi pariwisata ini adalah meningkatkan pariwisata menjadi
sektor andalan, meningkatkan daya saing objek dan daya tarik wisata agar mampu
menarik kunjungan wisatawan sebanyak mungkin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kota Medan memiliki banyak
sumberdaya yang dapat digunakan untuk mengembangkan kota Medan, seperti potensi
perdagangan, hotel, restoran, industri, pelabuhan, pariwisata dan sebagainya.
Medan terkenal dengan banyaknya kawasan industri, hotel dan restoran.
Sebenarnya Medan juga memiliki aset lain yang tidak kalah menarik yang dapat
digunakan sebagai sumber pendapatan asli daerah, yaitu aset pariwisatanya. Di
Medan ada banyak sekali bangunan-bangunan bersejarah yang dapat digunakan
sebagai tempat wisata. Namun devisa dari sektor pariwisata di kota Medan ini
belum begitu terwujud. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian pemerintah
kota dalam memajukan pariwisata di kota Medan. Pemerintah hanya memusatkan
perhatian pada sektor industri.
Saran
Untuk mewujudkan potensi wisata yang
ada di Medan sebagai salah satu potensi pengembangan kota Medan maka diperlukan
dukungan dari berbagai pihak, baik seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah
kota. Demi terwujudnya pariwisata di kota Medan maka sebaiknya perlu lebih
diperhatikan lagi mengenai promosi tempat wisata, akses menuju tempat wisata,
serta sarana dan prasarana yang memadai di tempat wisata.
DAFTAR PUSTAKA
Agusriani,
R. 2010. Peranan Masyarakat Lokal Terhadap Perkembangan Objek Wisata di Kota
Medan. Usu Press. Medan.
Pemko
Medan. 2005. Berita Medan. Diakses Dari : http://www.pemkomedan.go.id/ Diakses pada: [6 Januari 2013][23.15 WIB].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar